FAME Jatim dan KPU Jatim Gelar Sosialisasi Pilkada 2024 di UWG Malang

Berfoto Bersama Usai Kegiatan.(Dok FAME)
INNGALAM.COM – Dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilkada Jatim 2024, Forum Akuntansi Manajemen Ekonomi (FAME) Jatim bekerja sama dengan KPU Jatim mengadakan sosialisasi di Universitas Widyagama Malang pada Minggu, 17 November 2024. Acara bertema “Generasi Muda dan Pilkada 2024: Waktunya Berperan!” ini bertujuan untuk mengajak pemilih pemula dan Gen Z berpartisipasi aktif dalam pemilihan.
Acara ini dihadiri oleh 100 peserta, termasuk mahasiswa, akademisi, dan alumni UWG. Narasumber utama adalah Dr. H. Ahmad Hudri, ST., M.AP., Ketua KPU Kota Probolinggo 2019-2024, dan Abdur Rochman, ST., M.Si., Ketua Bawaslu Kota Batu 2018-2023, yang keduanya merupakan alumni UWG.
Presiden Mahasiswa UWG, Moh. Hasbi Al-Ghifari, menekankan pentingnya generasi muda untuk melek politik dan memahami dampak suara mereka. Komisioner KPU Kota Malang 2019-2024, Mohammad Toyib, menyampaikan tiga hal penting: membangun penyelenggara pemilu yang baik, menjadi peserta pemilu yang baik, dan menjadi pemilih yang bijaksana.
Ketua FAME Jatim, Dr. Hj. Ana Sopanah S, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., mengajak masyarakat untuk menyambut pemilu dengan riang gembira. “Pilihan boleh beda, yang penting damai dan happy,” ujarnya. Acara sosialisasi ini secara resmi dibuka oleh Ketua FAME.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan dari narasumber, Dr. H. Ahmad Hudri, ST., M.AP., yang menekankan pentingnya generasi muda untuk melek politik dan memahami dampak dari suara yang mereka berikan. “Oleh karena itu, acara ini sangat baik untuk membekali mahasiswa agar tahu politik dan turunannya,” ujar Hudri.Sementara itu, Abdur Rochman, ST., M.Si.
, menyatakan bahwa pemilih muda memiliki peran strategis dalam menentukan arah pembangunan daerah. “Dalam proses demokrasi, kami melihat ada tiga tipologi pemilih yang menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan partisipasi pemilu,” tuturnya.Dikatakannya, pertama, pemilih apatis, yaitu mereka yang cenderung tidak peduli dengan proses pemilu dan menganggap suara mereka tidak berpengaruh.
Kedua, pemilih pasif, yang sadar akan pentingnya pemilu tetapi hanya berpartisipasi secara minim, seperti hadir di TPS tanpa memahami visi-misi kandidat.
Dan ketiga, pemilih aktif, yang tidak hanya menggunakan hak pilihnya, tetapi juga berperan dalam mengawasi jalannya pemilu, mendalami visi-misi calon, dan menyebarkan semangat demokrasi di lingkungannya. Tugas pihaknya adalah menjangkau kelompok apatis dan pasif agar lebih terlibat, sembari memperkuat peran pemilih aktif sebagai ujung tombak demokrasi.Sesi terakhir adalah tanya jawab.
Para peserta seminar menunjukkan antusiasme tinggi, terutama pada sesi tanya jawab. Salah satu peserta menyatakan, “Acara ini membuka wawasan kami tentang pentingnya Pilkada yang bersih dan berintegritas. Kami jadi lebih sadar akan peran kami dalam demokrasi.
Beberapa peserta lain juga memberikan tanggapan positif terkait strategi meningkatkan partisipasi pemilih muda yang dibahas dalam sosialisasi ini. Acara ini diakhiri dengan penyampaian penutup dari pembawa acara dan penyerahan sertifikat untuk narasumber serta foto bersama, yang menandai komitmen semua pihak dalam mendukung pelaksanaan Pilkada yang bersih dan berintegritas pada tahun 2024.
Pewarta Hadi TriswantoEditor Publisher Rahmat Mashudi Prayoga