International Women’s Day, Bafaqih Ajak Wanita Jangan Menjadi Budak Gadget
InNgalam.com – Memperingati International Women’s Day, sesuai tema oleh PBB DigitAll : innovation and technology for gender equality, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, mengajak perempuan agar tidak menjadi budak gadget.
“Kalau merujuk kepada tema yang dilansir oleh PBB itu sesungguhnya kan kita para perempuan ini didorong untuk kemudian melakukan banyak inovasi atas kemajuan teknologi informasi dan dunia yang semakin mendigital. Kita jangan menjadi budak gadget,” tegas Hikmah Bafaqih, Kamis (9/3/2023).
Dikatakannya, perempuan saat ini cenderung lebih sering menjadi budak gadget.
“Jujur saja kita lebih sering jadi budak atas gadget kita. Yuk belajar jadi juragan,” tandas Politisi PKB ini.
Dijelaskannya, Ada banyak hal yang butuh ditatap, sentuh dan hadapi secara langsung, tak hanya lewat gadget. Seperti ada pesan WhatsApp kalau tidak penting-penting banget, kadang boleh diabaikan. Atau unggahan orang lain yang provokatif, boleh disenyumi saja.
Diungkapkannya, pada kenyataannya harus diakui perempuan menjadi budak teknologi informasi yang produknya itu adalah gadget dan berbagai platfrom media sosial yang diikutinya.
“Itu seakan-akan menjadi cerminan hidup kita yang belum tentu jujur dan apa adanya,” urainya.
Ia menerangkan agar pesatnya perkembangan teknologi informasi ini bisa diambil manfaatnya dari sisi lebih produktif.
Bahwa sebagian dari perkembangan teknologi adalah untuk pleasure untuk kesenangan itu keniscayaan tidak bisa dihindari.
Cuma bagaimana kemudian sebagian besarnya lebih berporos kepada produktifitas, itu yang terpenting.
Nah karenanya kemudian perempuan-perempuan ini mestinya mendapatkan literasi media sosial dengan baik di semua segmen.
Terutama bagi yang tidak cukup knowledge, tapi memiliki akses yang luar biasa terhadap gadget dan internet.
Karena ini adalah sasaran yang paling empuk dan paling rentan untuk menjadi korban dari kemajuan teknologi informasi.
“Kepada merekalah sesungguhnya kita berhutang memajukan peradaban dengan cara yang benar,” tutur perempuan yang juga Pegiat Isu Perlindungan Perempuan dan Anak ini.
Karena hadirnya kebaruan teknologi informasi ini, kalau tidak segera ditangani maka gelombang kelompok rentan yang menjadi korban ini semakin tinggi dengan kualitas kejahatan yang mungkin juga akan semakin mengerikan.
Semua tahu sekarang kejahatan dengan basis siber luar biasa juga dampaknya, karena jejaknya tidak bisa serta merta dihilangkan.
Selain masalah edukasi dan memastikan bahwa kemajuan teknologi informasi ini berdampak secara produktif bagi perempuan.
“Saya pikir kita juga sudah mulai harus sering-sering mengajak perempuan untuk berfikir bahwa dia dalam kurun waktu hidupnya harus lebih banyak menjadi dirinya sendiri dan menikmati pengambilan keputusan yang dia lakukan secara mandiri untuk menjadi pribadi yang lebih nyaman bagi dirinya dan bagi lingkungannya,” pungkasnya.
Pewarta : Hadi Triswanto
Editor/Publisher : Aan Imam Marzuki