Kiat Menyuburkan Keimanan Oleh : Ustadz Dr. Sukidin.,S.Pd.,M.Pd
Pada akhir tahun ini kami harus menyelesaikan pekerjaan akhir semester, yaitu Ujian Akhir Semester, mengoreksi pekerjaan mahasiswa, kemudian dilanjut dengan mengisi Beban Kinerja Dosen (BKD), serta pengisian Sasaran Kerja Pegawai (e-SKP).
Selanjutnya kami juga diberi tugas tambahan yaitu sebagai asesor BKD.
Semua pekerjaan tersebut harus kami selesaikan sebelum tahun baru.
Untungnya kami sudah terbiasa menyelesaikan satu pekerjaan, kemudian bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya.
Setelah semua pekerjaan kampus rampung, kami telah menyiapkan agenda berikutnya.
Akhir tahun ini, kami bersyukur karena mendapat panggilan Allah untuk menunaikan ibadah umroh bersama istri.
Besok hari Minggu, inshaAllah kami berangkat dari tanah air menuju tanah suci Mekah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwaroh.
Kami juga menyempatkan diri berpamitan dan mohon sambung do’a pada para sanak-saudara dan para sahabat melalui media sosial.
Sehari sebelum keberangkatan kami mengisi waktu dengan istirahat di rumah, tentu sambil melakukan perenungan-perenungan.
Tulisan sederhana ini merupakan hasil refleksi kami selama sehari berdiam diri di rumah, menjelang keberangkatan perjalanan umroh.
Ternyata perjalanan hidup manusia itu sudah dikendalikan dan diatur oleh Allah. Tidak sehelai daunpun yang luput dari pengetahuan Tuhan.
Tuhan mengetahui semua urusan makhluknya.
Kebetulan istri mendapat hadiah umroh dari kantornya.
Pada waktu yang bersamaan, kami mendapat tawaran kerjasama pembukaan biro dan travel haji dan umroh dari alumni mahasantri.
Semuanya berproses secara dinamis. Kantor Perwakilan PT. Darul Umroh Al-Haramain Jember akhirnya dilaunching, yang bertempat di ruko depan rumah.
Sebagai peserta perdana kami dapat discount 50%, sehingga daftar satu bisa untuk dua orang.
Akhirnya saya dan istri dapat berangkat dengan biaya paket hadiah, daftar satu untuk dua orang.
Kami memaknai bahwa semuanya Tuhan yang mengatur.
Itulah kiat menyuburkan keimanan, yaitu dengan meyakini secara penuh bahwa dalam kehidupan ini semuanya dalam pengaturan Tuhan.
Tuhan dengan kuasa firmanNya, “Kun Faya kun”. Jadilah, maka terjadilah.
Bila kita bersungguh dalam beriman, maka Tuhanpun akan menunjukkan kuasanya untuk mempermudah langkah hambanya.
Bila tekad kita kuat agar dapat berhaji atau umroh, maka Tuhan akan berikan jalan dan solusinya.
Seringkali bentuk solusi itu unik dan bahkan tak terduga.
Itulah skenario Tuhan, yang hanya dapat dipahami dengan iman.
Tuhan itu baik pada hambanya tanpa ada kepentingan apapun.
Andai semua penduduk bumi ini kafir, maka hal tersebut tidak akan mengurangi kemahakuasaan Tuhan.
Demikian sebaliknya, bila semua manusia di dunia ini beriman, maka Tuhan tetap sebagai yang maha kuasa.
Jadi, Tuhan itu baik pada manusia karena memang Dia memiliki sifat maha baik.
Sudut pandang dengan memposisikan Tuhan sebagai yang maha kuasa dan maha berkehendak itulah yang bisa menyuburkan keimanan kita. Semoga.
Namira Hotel, 31 Desember 2023
*Penulis adalah
Ustadz Dr. Sukidin.,S.Pd.,M.Pd, Dosen Universitas Jember, Kaprodi Pascasarjana IPS
- Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis