Padukan Tradisi Jawa dan Mitos Kuno, Pemeran Mbah Warso di Film Perempuan Pembawa Sial Ungkapkan Bahu Laweyan Bukan Sekadar Mitos

InNgalam.com – Setelah trailer resminya di chanel youtube yang telah mencapai 70 ribu tayangan lebih hanya dalam beberapa waktu saja, Film horor terbaru Perempuan Pembawa Sial yang di sutradarai Fajar Nugros makin ditunggu-tunggu Publik.
Launching perdana film Perempuan Pembawa Sial digelar di Cinepolis Cinemas, Malang Town Square (Matos), Kota Malang. Film horor terbaru Perempuan Pembawa Sial akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 18 September 2025 mendatang.
Film ini mengangkat mitos Jawa kuno Bahu Laweyan, yang dipercaya membawa kutukan mematikan bagi pria yang berhubungan dengan perempuan yang memilikinya.
Sebelumnya, Perempuan Pembawa Sial pertama kali diputar di festival film JAFF (Jogja Netpac Asian Film Festival) 2024, dimana film ini memenangkan penghargaan best editing.
Ketika diputar di Matos, Kota Malang, pada Sabtu (13/9/2025) antusiasme warga masyarakat Kota Malang ini menjadi sinyal kuat, bahwa film produksi IDN Pictures tersebut siap menarik perhatian pecinta horor lokal serta dengan judulnya yang provokatif, alur cerita yang berakar pada mitos jawa, serta deretan pemain ternama disebut menjadi faktor yang memicu rasa penasaran penonton.
Film ini berfokus pada karakter Mirah yang diperankan oleh Raihaanun, seorang wanita muda yang hidupnya dihantui oleh sebuah kutukan.
Tak hanya itu, Mirah juga kerap dijauhi oleh masyarakat, hidup dalam kesepian, dan di setiap pria yang mendekatinya selalu mengalami kematian yang tragis.
Lalu, ia berharap bertemu Bana (Morgan Oey), seorang pemilik warung Padang yang menerima Mirah dengan sabar dan tulus. Bak gayung bersambut, kisah cinta mereka pun tumbuh, mempertanyakan apakah kasih sayang dapat mematahkan sebuah kutukan.
Namun, kutukan tersebut ternyata ulah saudara tiri Mirah, Puti (Clara Bernadeth), yang menyimpan dendam, sehingga Mirah harus memilih antara cinta dan balas dendam, atau berjuang untuk mematahkan kutukan yang dimaksud.
Sementara itu, salah satu sosok ikonik di film ini maestro tari legendaris, Didik Nini Thowok, yang dalam film ini ia memerankan Mbah Warso, semakin menambah atmosfer dan aura mistis, sekaligus memperkuat nuansa budaya Jawa yang diusung pada film Perempuan Pembawa Sial.
Kehadirannya bukan sekadar sebagai aktor, melainkan sebagai manifestasi dari ketakutan
pribadi sang sutradara, Fajar Nugros. Dalam sesi konferensi pers, Fajar Nugros blak-blakan
mengaku bahwa keputusannya mengajak Eyang Didik berawal dari trauma masa kecilnya.
“Waktu saya masih SD, saya tidak sengaja melihat topeng Eyang Didik tergeletak di sebuah
ruangan gelap saat beliau akan tampil. Gambaran itu begitu menakutkan dan terus membekas
sampai sekarang,” ungkap Fajar Nugros, melalui rilis pers beberapa waktu lalu.
Trauma visual inilah yang kemudian ia terjemahkan menjadi salah satu sumber teror dalam film, membuktikan bahwa ketakutan paling otentik seringkali datang dari pengalaman personal yang paling dalam.
Kutukan Bahu Laweyan: Mitos yang Ternyata Hidup di Dunia Nyata
Fokus utama film ini, kutukan Bahu Laweyan, sering dianggap sebagai takhayul atau cerita
pengantar tidur. Namun, Eyang Didik Nini Thowok, yang juga bertindak sebagai konsultan
budaya dalam film ini, memberikan kesaksian mengejutkan. Pasalnya, dirinya mengonfirmasi bahwa kutukan hal itu bukanlah isapan jempol belaka.
“Saya memang punya teman yang terkena Bahu Laweyan. Saat itu, kami harus melakukan
serangkaian ritual untuk mencoba membuang kutukan tersebut. Jadi, ini nyata, bukan cuma
mitos,” jelas Eyang Didik.
“Waktu saya dengar cerita film ini mengangkat Bahu Laweyan, saya pikir, wah, berani juga ini,” ungkapnya kepada awak media, Sabtu (13/9/2025) melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA).
Pengakuan ini sontak memberikan lapisan horor yang lebih pekat pada film, karena teror yang disaksikan penonton berakar pada sebuah kenyataan yang dipercaya oleh sebagian masyarakat.
Film Perempuan Pembawa Sial bukan hanya sekadar film horor yang mengadaptasi legenda Bahu Laweyan, tetapi juga menyimpan cerita personal yang mendalam dari sang sutradara, Fajar Nugros.
“Perempuan Pembawa Sial merupakan wadah untuk menuangkan semua ketakutan masa kecil saya, seperti saat berada di rumah sendirian,” ujar Fajar Nugros.
Dengan adanya pengalaman personal ini, kemudian dirangkai menjadi sebuah cerita horor yang berbeda dari kebanyakan film horor lainnya, serta menghadirkan nuansa mistis dan emosional yang kuat.
“Harapan kami, dengan adanya perpaduan cerita personal yang kuat, dan unsur horor, serta kekayaan budaya lokal, film Perempuan Pembawa Sial ini diharapkan dapat memberikan pengalaman sinematik yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga menggugah emosi penonton pecinta film horor,” harapnya.
Tentang IDN Pictures
IDN Pictures merupakan perusahaan film berbasis teknologi yang berfokus pada storytelling dan
pemanfaatan data untuk menciptakan film, serta konten video yang relevan dan menarik bagi generasi Milenial dan Gen Z di Indonesia.
Dengan pendekatan yang menggabungkan kreativitas dan wawasan berbasis data, IDN Pictures berkomitmen menghadirkan cerita-cerita yang dekat dengan realitas masyarakat Indonesia saat ini.
Beberapa karya IDN Pictures yang telah mendapat perhatian luas antara lain Qorin, Sleep Call, Srimulat, Seni Memahami Kekasih, Inang, dan Balada Si Roy.
Production Notes “Perempuan Pembawa Sial”
Original Title : Perempuan Pembawa Sial
English Title : The Queen Of Witchcraft
Production Year : 2023
Duration (Minutes) : 97 Minutes
Director : Fajar Nugros
Producer : Susanti Dewi
Scriptwriters : Fajar Nugros, Husein M. Atmodjo
Executive Producers : Winston Utomo, William Utomo
Casting Directors : Team IDN Pictures, Ibnu Widodo ACI
Director Of Photography : Wendy Aga
Art Director : Angela Halim
Costume Supervisor : Fadillah Putri Yunidar
Key Makeup, Effect dan Hair : Cherry Wirawan
Editor : Wawan Idati Wibowo
Colorist : Sorawich Khunpinij
Vfx : Aftertake Post Production, Skybox Digital, The Organism Sound Recordist : Hasanudin Bugo
Sound Design dan Mixing : Andre Harihandoyo
Music Composer : Ricky Lionardi
Kontak GoodWork Email : publicist.goodwork@gmail.com (Har)