Pemanfaatan Kecerdasan Buatan, Kian Menggejala di Berbagai Sektor
Jajaran Pengurus Internal IWO Malang Raya, saat sesi foto bersama usai menghelat acara Focus Group Discussion dan buka bersama. (Har)
InNgalam.com – Dengan mengusung tema ‘Sharing Knowledge Journalism Dalam Bayang-Bayang Artificial Intelligence’, Pengurus Daerah Ikatan Wartawan Online (IWO) Malang Raya menggelar giat acara Focus Group Discussion dan buka bersama. Bertempat di Ballroom SAMARA Hotel & Resort, Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Batu, Kota Batu, Sabtu (15/4/2023). Turut hadir seluruh Jajaran Internal Pengurus Daerah dan anggota IWO Malang Raya, serta Digital Enthusiast sekaligus Direktur MNC Group, Christophorus Taufik. Hadir pula Ketua IWO Malang Raya Rudi Hariyanto, yang bergelar Construction Safety Technician Magister Ilmu Komunikasi (CST., M.I), yang didampingi Rio Hendra, selaku Bendahara IWO Malang Raya.
Dalam kesempatannya, Dyah Arum Sari, S.S., M.Pd., selaku Sekretaris IWO Malang Raya yang didapuk sebagai moderator dan memimpin jalannya diskusi menyampaikan bahwa, “Penggunaan artificial intelligence untuk membantu kinerja jurnalistik memang tak terbantahkan. Dan jika tanpa kehati-hatian dalam pemanfaatannya, berpotensi menjadi bumerang. Ibarat pisau bermata dua, kecerdasan buatan atau artificial intelligence menghadirkan kemudahan dalam berbagai bidang, termasuk jurnalisme. Namun apakah kecerdasan buatan akan menggeser peran wartawan? Atau sebatas membantu pekerjaannya? Berangkat dari kurioritas itulah kita mengundang Direktur MNC Group, yang merupakan Digital Enthusiast, Christophorus Taufik,” tutur Dyah dalam sambutannya.
Sementara itu Christophorus Taufik menjelaskan bahwa, “Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) tidak sekadar dalam penggunaan aplikasi semata. Namun, bagaimana memahami, menganalisisnya menjadi informasi yang berguna, dan dikembangkan untuk memudahkan kehidupan manusia. Kita pun perlu mengetahui kekurangan dan kelebihan artificial intelligence,” ujar Chris sapaan akrabnya.
Ia menambahkan, kehadiran platform-platform tersebut membuat jurnalis harus melakukan banyak penyesuaian. Karena sangat mungkin, fenomena AI ini membawa sejumlah perubahan masif yang mengubah sistem tatanan yang lama, menjadi sebuah sistem baru. “Pekerjaan kita, dunia jurnalistik harus didesain ulang metodenya agar bisa bertahan. Semua tantangan pasti ada peluangnya,” imbuhnya.
Diakuinya, perkembangan teknologi Artificial Intelligence di Indonesia perlu mendapat perhatian guna mengenali risiko, penyadaran akan risiko dan perencanaan penanggulangan dampak negatif ke depan. Chris bahkan menilai pemerintah perlu merumuskan regulasi sebagai respon atas transformasi AI yang semakin masif, sekaligus menjadi pedoman bagi para jurnalis dan pemilik media. “Regulasi di Indonesia masih minim dibandingkan dengan negara lain seperti Australia, yang sudah terlebih dulu menerapkan regulasi terkait pemanfaatan AI.” urainya.
Ditempat dan waktu yang sama, Ketua IWO Malang Raya memaparkan bahwa, IWO sengaja menghadirkan narasumber yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya. “Forum ini sangat penting sebagai sarana peningkatan kreatifitas dan kapasitas para jurnalis, khususnya yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online,” sebut Rudi sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Rudi berkeyakinan bahwa penguatan sumber daya manusia mutlak diperlukan, untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. “Kita harus update dan upgrade, agar mempunyai karya jurnalistik untuk pemilik media siber dan untuk wartawan. Pemanfaatan kecerdasan buatan kian menggejala di segala sektor. Saya sepakat dengan yang disampaikan oleh Pak Chris yang merupakan Pembina IWO Malang Raya. Bahwa di Indonesia, dibutuhkan regulasi yang spesifik tentang bagaimana mengatur penggunaan teknologi kecerdasan buatan tersebut.” tutup Rudi Hariyanto, CST., M.I (Har)