Transformasi Digital di Pertanian Organik Peluang dan Tantangan

Dalam Smart Farming Transformasi digital terus memengaruhi sektor, termasuk pertanian. Di dalam pertanian organik, teknologi digital seperti smar farming membawa perubahan besar di sektor pertanian membawa harapan besar dalam meningkatkan efesiensi produkfitas, dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan perangkat seperti sensor IoT, drone dan analisis data besar (big data), petani dapat mengelolah lahan dengan cermat. Namun, implementasinya juga diiringi dengan tantangan yang signifikan, seperti kebutuhan akan adaptasi teknologi. Meski potensi smart farming besar, penerapannnya di pertanian organik tidak lepas dari tantangan. Petani, terutama yang berskala kecil sering menghadapi keterbatasan biaya, pelatihan teknologi,dan akses infrastruktur.
Efisiensi pengelolah sumber daya, teknologi smart farming memberikan solusi dalam mengelola sumber daya alam secara efisien. Misalnya,sensor tanah mampu terintregrasi dengan IoT dapat memantau tingkat kelembapan, suhu dan kandungan nutrisi tanah. Memungkinkan petani untuk menentukan kapan harus menyiram tanaman atau menambahkan pupuk organik, sehingga mengurangi pemborosan air dan material lainnya.
Pemantauan dan analisis lahan, peluang lain melibatkan drone dan teknologi pemetaan lahan untuk membantu pemantauan hama dkondisi tanaman secara keseluruhan. Sistem blockchain juga menjadi inovasi penting dalam meningkatkan transpirasi produk organik. Transparansi dan efisiensi rantai pasok sistem blockchain menjadi inovasi penting dalam meingkatkan transparansi produk organik. Teknologi ini memungkinkan konsumen untuk melacak asal-usul produk mulai dari penanaman hingga pengemasan.Transpirasi semacam ini tidak hanya meningkatkan kepercaayan konsumen tetapi juga memperluas pasar bagi produk organik.
Prediksi dan optimasi hasil panen, Big data memainkan peran kunci dalam smart farming dengan menganalisis pola cuaca, dta tanah dan tren pasar. Dengan analisis yang akurat petani dapat memprediksi hasil panen dan menghindari risiko kerugian akibat perubahan iklim,dan menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar. Hasilnya itu sendiri, pemborosan panen dapat diminimalkan.
Keterbatasan biaya dan infrastruktur ini masih menghadapi salah satu sejumlah hambatan dalam penerapan teknologi ini adalah biaya awal yang tinggi terutama dibagian biaya yang tinggi untuk perangkat dan pelatihan. Petani kecil sering kali kesulitan mengakses teknologi canggih seperti sensor IoT atau drone. Memiliki harga yang sulit dijangkau oleh petani kecil. Selain itu, infrastruktur digital seperti jaringan internet masih terbatas dibeberapa wilayah pedesaan. Hal ini mengurangi potensi pemanfaatan teknologi secara optimal.
Kurangnya literasi teknologi dan tidak semua petani memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi canggih. Mengoperasikan perangkat IoT atau menganalisis data dari sistem blockchain memerlukan pelatih yang intensif. Rendahnya literasi teknologi dikalangan petani organik menjadi tantangan besar yang harus diatasi melalui program pelatihan edukasi.
Penyesuaian dengan prinsip organik meskipun teknologi menawarkan banyak manfaat, penerapannnya harus tetap berjalan dengan prinsip pertanian organik yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan. Beberapa teknologi canggih mungkin memerluka energi yang tinggi atau tidak sesuai dengan standar organik. Oleh karena itu, adaptasi teknologi yang ramah lingkungan menjadi tantangan penting.
Keamanan dan privasi data teknologi yang bergantung pada data sering kali menghadapi resiko privasi. Petani kecil mungkin tidak memahami sepenuhna bagaimana data mereka digunakan atay dilindngi. Dalam konteks ini, keamanan data menjadi isu yang perlu diperhatikan untuk melindungi kepentingan petani. Dalam memastikan bahwa teknologi ini tetap sesuai dengan prinsip-prinsip organik, Seperti menjaga keberlanjutan lingkungan dan meminimalkan intervensi kimia atau teknologi yang terlalu kompleks. Isu privasi dan keamanan data petani juga menjadi perhatian dalam permanfaatan big data.
Transformasi digital smart farming menawarkan membuka peluang besar bagi bagi pengembangan pertanian organik untuk meningkatkan efisiensi sumber daya hingga transpirasi dalam rantai pasok. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, blockchain, dan big data, petani dapat meingkatkan produktivitas secara berkelanjutan sambil menjaga prinsip organik. Namun, tantangan dalam penerapan teknologi ini tidak bisa diabaikan. Biaya yang tinggi, keterbatasan akses infrastruktur, dan rendahnya literasu teknologi menjadi hambatan utama. Untuk mengatasi hal ini diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga riset,perusahaan teknologi, dan komunitas petani. Program pelatihan atau subsidi perangkat, dan serta pengembangan infrastruktur yang ada dipedesaaan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mempercepat adopsi smart farming disektor organik. Penelitian lebih lanjut juga dibutuhkan untuk memastikan teknologi yang telah diterapkan tetap ramah lingkungan. Terutama dengan meningkatkan ketergantungan pada data besar untuk pengambilan keputusan disektor pertanian.
Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk menemukan solusi yang tidak hanya sekedar efektif tetapi juga ramah lingkungan dan terjangkau bagi petani kecil. Dengan begitu, potensi penuh dari smart farming dapat dimanfaatkan secara organik secara optimal untuk bisa mendukung pertanian organik yang lebih berkelanjutan. Implementasi teknologi ini masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Biaya investasi yang tinggi menjadi penghalang utama. Selain itu literasi teknologi yang rendah dan kurangnya akses terhadap infrastruktur digital seperti jaringan internet diwilayah pedesaan memperburuk kesenjangan dalam penerapan teknologi. Keamanan data petani juga menjadi perhatian penting ditengah perkembangan penggunaan data besar dalam pertanian.
Dengan pendekatan yang tepat smart farming dapat menjadi solusi inovatif untuk mendukung pertanian dalam menghadapi tantangan global seperti piningkatan kebutuhan pangan dan perubahan iklim, sekaligus mendukung keberlanjutan pertanian organik. Transformasi digital ini sangat dibutuhkan dan penting dalam mengembangkan disektor pertanian dengan smart farming petani yang seharusnya tidak tau menjadi tau karna memberikan literasi kepada mereka supaya mempermudah untuk melakukan pertanian yang dilakukan dengan metode teknologi. Namun, dengan tantangan yang seperti ini perlu meningkatkan pengembangan infrastruktur didesa yang berupa subsidi teknologi dari pemerintah. Bahwa smart farming ini akan memberikan peluang besar untuk meningkatkan pertanian organik melalui teknologi digital.

*) Penulis: Dwi Rahmad Haqie Sulisty, Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Pertanian Peternakan Jurusan Agroteknologi.
*) Tulisan ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi BacaMalang.com